Rupiah Melemah di Tengah BI Tahan Suku Bunga Acuan

- Kamis, 16 Maret 2023 | 20:17 WIB
Rupiah Melemah di Tengah BI Tahan Suku Bunga Acuan
Rupiah Melemah di Tengah BI Tahan Suku Bunga Acuan

Floreseditorial.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis melemah di tengah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan tetap pada level 5,75 persen.

Rupiah pada Kamis ditutup merosot tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.389 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.382 per dolar AS.

"Keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga dipengaruhi oleh angka inflasi dan momentum pertumbuhan ekonomi domestik," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova. Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Kronologi Guru SMK Dipecat Usai Kritik Gubernur, Segini Gajinya!

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 15-16 Maret 2023 memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), melainkan tetap mempertahankannya di level 5,75 persen.

Suku bunga deposit facility tetap dipertahankan pada posisi 5 persen dan suku bunga lending facility juga tetap di level 6,5 persen.

Selain itu, Rully mengatakan rupiah melemah terhadap dolar AS seiring dengan risiko yang meningkat di pasar keuangan global akibat isu kebangkrutan Credit Suisse Bank di Swiss, yang mengakibatkan pelaku pasar menghindari aset berisiko di negara-negara berkembang (emerging markets) termasuk Indonesia.

Raksasa perbankan Credit Suisse kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu (15/3/2023), di tengah meningkatnya kejatuhan dari runtuhnya dua bank regional di Amerika Serikat (AS), yakni Silicon Valley Bank (SVB) California, dan Signature Bank dari New York.

Namun, menurut Rully, isu kebangkrutan Credit Suisse Bank, kejatuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank tidak signifikan berpengaruh terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia.

Ekspektasi pasar menurun terhadap kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Fed yang agresif karena data-data ekonomi pendukung yang masih lemah dan kebangkrutan sektor perbankan.

Data ekonomi yang dirilis pada Rabu (15/3/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS yang disesuaikan secara musiman untuk permintaan akhir turun 0,1 persen pada Februari, berlawanan dengan ekspektasi pasar akan kenaikan sebesar 0,3 persen.

Indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York, ukuran aktivitas manufaktur di negara bagian, turun 18,8 poin menjadi negatif 24,6 pada Maret, padahal para ekonom memperkirakan pembacaan negatif 5,0.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS turun 0,4 persen menjadi 698 miliar dolar AS pada Februari, turun dari angka revisi 701 miliar dolar sebulan sebelumnya.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga turun pada Februari, sehari setelah pembacaan lain menunjukkan moderasi inflasi konsumen. Ini memicu harapan investor, The Fed mungkin memperlambat kenaikan suku bunga.

Halaman:

Editor: Maria H.R Waju

Sumber: m.antaranews.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Luhut Kaji Rencana Pembangunan Terminal LNG Bali

Jumat, 28 April 2023 | 21:29 WIB
X