Floreseditorial.com - Sebanyak 7.000 ekor ikan bilih hasil budi daya dilepas ke habitat aslinya di Danau Singkarak, Sumatera Barat, oleh PT Semen Padang yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
Direktur Utama SIG, Donny Arsal dalam siaran persnya di Surabaya, Rabu, mengatakan, ikan bilih merupakan hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT Semen Padang sejak Juli 2018.
"Konservasi ikan bilih ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, khususnya ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis dan satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat ekploitasi,” kata Donny.
Baca Juga: Ekonomi 2023 Tumbuh 5 Persen Jika Inflasi Dikelola Dengan Baik
Donny menyampaikan, konservasi dilakukan cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih, dan kami berharap konservasi ikan bilih yang dilakukan perusahaan diimbangi dengan pembatasan penggunaan bagan dan sebagainya.
"Melihat tingkat keberhasilan yang tinggi, upaya konservasi ini perlu ditingkatkan dalam skala yang lebih besar lagi serta dapat menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pembudidayaan ikan bilih di luar habitatnya,” kata Donny.
Ia menjelaskan, pelepasan ikan bilih dilakukan dua kali, sebanyak 4.000 ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan 3.000 ekor ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7).
Baca Juga: Menteri Pariwisata Borong Produk UMKM Rejang Lebong
Ikan bilih merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak yang terancam punah. Populasinya saat ini sangat terbatas akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat.
PT Semen Padang menjadi yang pertama berhasil mengembangbiakkan di luar habitat asli ikan bilih dengan menggunakan beberapa teknologi yakni alami, semi alami dan buatan. Pengembangbiakan dilakukan di laboratorium penelitian di area D1 PT Semen Padang.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengapresiasi upaya pelestarian ikan itu yang dilakukan oleh SIG bersama LPPM UBH.
Menurut dia, konservasi ikan bilih di luar habitatnya tidak mudah dilakukan, banyak kegagalan dan keberhasilannya sangat kecil.
"Bahkan pada 2020, status ikan bilih dinyatakan hampir punah. Harusnya, dengan status yang hampir punah, ikan bilih ini harus lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang," kata Audy.
Artikel Terkait
Kilang Pertamina Raih Empat Penghargaan Di E2S Proving League 2022
PT ASDP Membantu UMKM Binaan Di Labuan Bajo Mendapat Sertifikat Halal
PLN Gencar Kampanye Kendaraan Listrik Demi Percepat Transisi Energi
Peningkatan Ekspor Diperlukan Guna Dongkrak Harga TBS Sawit
PMI Manufaktur Juli Kembali Naik, Berada Di Level Ekspansif 51,3
PPI Perluas Mitra Warung Pangan Hingga Ke Pasar Tradisional
Ekonomi 2023 Tumbuh 5 Persen Jika Inflasi Dikelola Dengan Baik