Floreseditorial.com - Saham-saham di Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul aksi jual baru-baru ini, dibantu oleh penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, sementara Apple jatuh karena kekhawatiran tentang permintaan iPhone.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 548,75 poin atau 1,88 persen, menjadi menetap di 29.683,74 poin. Indeks S&P 500 bertambah 71,75 poin atau 1,97 persen, menjadi berakhir di 3.719,04 poin, kenaikan satu hari terbesar sejak 10 Agustus. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 222,13 poin atau 2,05 persen, menjadi 11.051,64 poin.
S&P 500 mencatat kenaikan pertamanya dalam tujuh sesi setelah ditutup pada Selasa (27/9/2022) di level terendah sejak akhir 2020.
Baca Juga: 5 Tokoh Gembong PKI Dengan Kisah Tragis di Akhir Hidup
Semua dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dipimpin oleh lonjakan 4,4 persen di sektor energi seiring dengan kenaikan harga minyak dan lompatan 3,2 persen dalam layanan komunikasi.
Saham-saham megacaps yang sensitif suku bunga Microsoft, Amazon dan Meta Platforms reli karena imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun turun lebih dari 0,26 poin persentase dalam penurunan satu hari terbesar sejak 2009.
Mendorong imbal hasil lebih rendah pada obligasi pemerintah dengan jatuh tempo enam bulan dan lebih lama, bank sentral Inggris (BoE) mengatakan akan membeli obligasi Inggris jangka panjang dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas keuangan di pasar yang diguncang secara global oleh kebijakan fiskal pemerintah baru di London.
Baca Juga: Ternyata Asupan Air Sangat Penting untuk Perkembangan Anak, Begini Penjelasannya
"Imbal hasil pada obligasi pemerintah dua tahun telah naik terus-menerus selama beberapa minggu terakhir, dan untuk pertama kalinya kami melihatnya turun selama dua hari berturut-turut, dan itu membuat ekuitas beristirahat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth.
Investor telah dengan tajam mendengarkan komentar dari pejabat Federal Reserve tentang jalur kebijakan moneter, dengan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada Rabu (28/9/2022) mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya pada November.
The Fed kemungkinan akan membawa biaya pinjaman ke tempat yang mereka butuhkan pada awal tahun depan, kata Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Charles Evans.
Saham AS telah terpukul pada tahun 2022 oleh kekhawatiran bahwa dorongan agresif oleh The Fed untuk menaikkan biaya pinjaman dapat membuat ekonomi mengalami penurunan.
Apple Inc turun 1,3 persen setelah Bloomberg melaporkan perusahaan membatalkan rencana untuk meningkatkan produksi iPhone baru tahun ini setelah lonjakan permintaan yang diantisipasi gagal terwujud.
Apple relatif lebih unggul dalam aksi jual pasar saham 2022, turun sekitar 15 persen pada tahun ini, dibandingkan kerugian 22 persen S&P 500.
Artikel Terkait
Audisi Indonesia Idol 2022 Wilayah Flores Akan Berlangsung di Ruteng, Begini Cara Mengikuti Audisi
Omar Dani Ungkap Keterlibatan CIA dan Badan Intelijen AS dalam G30S PKI
Gelombang Pencopotan Bergemuruh, Praktisi Hukum Beber Dugaan Kejahatan Camat Reok Barat
Lima Rekomendasi Makanan dan Minuman untuk Persediaan saat Musim Hujan
Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang Eks Pegawai KPK Siap Bela Sambo dan Candrawathi
Ternyata Asupan Air Sangat Penting untuk Perkembangan Anak, Begini Penjelasannya
5 Tokoh Gembong PKI Dengan Kisah Tragis di Akhir Hidup