Hidup dan Mati Seorang Lamafa dalam Tradisi Penangkapan Paus di Lembata

Floreseditorial.com - Saat masih duduk di bangku kelas VI SD, saya pernah tertarik pada sebuah foto. Foto tersebut memperlihatkan tradisi penangkapan paus di Lembata atau dikenal dengan sebutan Lefa.

Dalam hati saya pernah berpikir: "bagaimana mungkin manusia menangkap ikan paus yang super besar itu?". Apalagi, kalau kalian lihat, perlengkapan yang digunakan dalam tradisi penangkapan paus tersebut masih bersifat tradisional.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber yang saya baca, tradisi penangkapan paus di Lembata tepatnya di Lamalera dilakukan setiap tahunnya.

Baca Juga: Kejaksaan Agung Dukung Program Mobil Listrik Presiden Jokowi

Perlu kalian ketahui, sebelum tradisi penangkapan paus dilaksanakan, ada beberapa ritual adat yang dan keagamaan, khususnya Agama Katolik.

Menurut kepercayaan masyarakat Lamalera, segala perjuangan mencari nafkah, mencari makan, harus dilakukan dengan hati yang bersih.

Berikut beberapa ritual adat yang digelar sebelum Upacara Penangkapan Paus.

Pertama, Upacara Tobu Neme Fate. Adapun upacara ini diikuti tiga bersaudara yang sudah beranak-pinak menjadi suku Bataona, Blikololong, dan Lewotukan.

Baca Juga: Nyali Adrianus Fridus Bongkar Aksi Ratu Kemiri Patut Diacungi Jempol, Ada Tameng untuk Sang Kontraktor?

Selain itu, upacara ini diikuti oleh tuan tanah dan nelayan. Dalam upacara itu, semua hal yang berkaitan dengan suku, tuan tanah, dan masalah-masalah dalam kampung dibicarakan. Semua diselesaikan saat itu.

Kedua, ritual adat yang selanjutnya adalah Ie Gerek atau memanggil roh ikan paus di batu paus, sebuah batu besar yang berbentuk ikan paus.

Setelah semua ritual adat dilaksanakan, sebuah misa diakhiri pembukaan musim Lefa pun digelar di Kapel Santo Petrus yang terletak di Pantai Lamalera.

Baca Juga: Mengenal Gangguan Penglihatan Ganda Atau Diplopia! Simak, Ini Penyebabnya

Dalam misa, lamafa atau pemburu paus, peledang, dan peralatan tangkap diberkati pastor yang memimpin misa.