Kisah Hidup Penjual Kayu Bakar yang Menginspirasi Banyak Orang

- Sabtu, 24 September 2022 | 11:24 WIB
Kisah Hidup Penjual Kayu Bakar yang Menginspirasi Banyak Orang
Kisah Hidup Penjual Kayu Bakar yang Menginspirasi Banyak Orang

 

Floreseditorial.com - Lelaki berumur 22 tahun itu sekarang sudah sebagai salah satu mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng. Namun, pada transisi tahun 2018-2019, ia tak lebih dari seorang petani yang bekerja menjual kayu bakar untuk membantu ekonomi keluarganya. Lelaki lulusan SMA Negeri 3 Borong itu cukup bimbang memikirkan masa depannya. Pada saat itu, upah bulanan yang telah ia dapatkan sebagai seorang penjual kayu bakar di sekitaran kampung halamannya ia selipkan ke tabungannya.

Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu merupakan sebuah dilema karena kuliah akan membuatnya mengorbankan pekerjaannya sebagai penjual kayu bakar. Hal itu belum termasuk biaya kuliah yang harus di tanggung orang tuanya. Mengandalkan orang tua jelas tak mungkin. Pekerjaan ayahnya sebagai petani hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari sekaligus sekolah adiknya. Sebagai seorang anak yang tangguh dalam mencari uang ini diharapkan mampu membantu keluarga secara finansial, setidaknya dengan cara mencukupi kebutuhan pribadinya sendiri. Namun, disisi lain, ia ingin kuliah.

Mengapa ia begitu ingin kuliah? Bukankah terlalu banyak senior-seniornya yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi namun tetap saja tidak bekerja?

Mengikuti kata hati dan melihat peluang yang ada. Saat itu bukan lagi pertimbangan yang ribet, tetapi sudah dalam tataran jiwa karena peluang di depan mata cukup besar. Saat itu pun ia sudah mampu membantu ekonomi keluarganya, tetapi memang keinginan dari lelaki itu ada untuk kuliah. Jadi, itulah pilihan lelaki 22 tahun itu.

Baca Juga: Yuk Kenali Penyebab, Gejala, Dan Cara Pengobatan Amblyopia

Awal Januari 2020 merupakan momen penting baginya. Saat itu, lelaki itu menetapkan hati untuk serius menggapai cita-cita mengenyam bangku kuliah. Berbekal uang tabungan sebagai seorang penjual kayu bakar, lelaki yang berdomisili di Pupung itu nekat masuk di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebelum itu, lelaki yang biasa disapa Opang itu melakukan bimbingan belajar (bimbel) untuk memahami lebih dalam terkait pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Waktu luang sekecil apapun dimanfaatkannya untuk belajar, baik di taman baca yang ada di kampungnya maupun di rumahnya pada malam hari.

Waktu tiga bulan menyulap diri menjadi lelaki kutu buku sambil menjalani pekerjaan sebagai penjual kayu bakar terlihat seperti sebuah kegilaan tersendiri bagi Opang. Sempat ia berpikir bahwa itu merupakan suatu pertaruhan yang tak berguna. Realita yang hadir dalam wacana membentuk sebuah pertanyaan "bagaimana bayar biayanya"? Tentu pertanyaan ini membaut Opang mulai mengintropeksi diri.

Baca Juga: Merinding, Remaja di Ndoso Dibacok Parang Hingga Kepala Menganga

Sebetulnya harapan Opang sudah punah saat itu. Itu berhubungan dengan materi (biaya). Namun, kali ini suara hati Opang berkata dengan lantang, "uang itu urusan nanti, sekarang fokus belajar!

Untuk membentengi diri dari sikap pesimis yang mulai melanda, ia mencari dukungan sana-sini. Melihat keberhasilan saudari sulungnya yang telah menyelesaikan D3 Kebidanan di Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng, menjadi faktor utama yang memotivasi dirinya untuk tetap tangguh. Padahal dengan biaya pas-pasan, saudarinya mampu menyelesaikan pendidikannya secara tepat waktu. Opang kembali memaknai kekuatan sebuah mimpi yang belakangan dianggap klise bagi sebagian orang. Ia dengan bersemangat menggapai mimpi itu agar menjadi suatu kenyataan yang bisa diraih.

Waktunya tiba. Tanggal 22 Agustus 2020, ia menjalani Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di UNIKA St. Paulus Ruteng. Di lokasi PKKMB, ia sempat bertemu teman lama satu sekolah yang ternyata sudah menjadi seniornya.

Segala puji bagi-Nya. Namanya tertera pada papan pengumuman pembagian kelas Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa bulan setelah mengikuti perkuliahan, Opang kerap kali menulis puisi pada blogger pribadinya. Tulisan-tulisannya mencuri perhatian sebagian guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) serta senior-seniornya. Apresiasi itu membuat Opang semakin semangat dalam mengeja aksara. Selain itu, ada juga jurnalis yang menawarkan Opang untuk menulis di media. Alhasil, namanya cukup familiar di media online.

Tuhan tak ragu mencurahkan memberikan yang terbaik padanya. Apa rahasia dibalik pencapaiannya selama ini? Pertanyaan ini sering terdengar ketika Opang pulang ke kampung halamannya. Selain berhasil dalam menulis, Opang juga memiliki kelebihan yang lain yaitu sebagai salah satu mahasiswa yang berprestasi.

Halaman:

Editor: Maria H.R Waju

Sumber: PanduRakyat.com, Johannes Hutabarat, Modul Pengayaan IPA untuk Kelas 8, CR TV Channel, youtube Manting ID, YouTube Auto DP

Tags

Terkini

Enam Jam Sebelum Nani Wijaya Wafat

Kamis, 16 Maret 2023 | 19:38 WIB

Salib dan Misteri Cinta Allah

Selasa, 14 Maret 2023 | 06:48 WIB

Siapa Joshua Broome? Ini Kisahnya

Selasa, 7 Maret 2023 | 11:31 WIB
X