Floreseditorial.com - Kesungguhan Purnawirawan Benyamin Mite (68) dalam menjalankan tugas di daerah operasi Timor Leste pada tahun 1976 ternyata menyimpan kisah yang pilu.
Bagaimana tidak, saat menjalankan tugasnya di Timor Leste, Purnawirawan Benyamin Mite
harus merasakan sulitnya berkatifitas tanpa kakinya.
Dia harus kehilangan kakinya kala itu karena terkena ranjau musuh saat sedang bertempur.
"Kejadiannya tanggal 10 April 1978 saya kena ranjau pada saat sedang bertempur malam itu, ” cerita Purnawirawan Benyamin Mite, pria asal Desa Waesae, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, saat ditemui media ini pada (23/11/2022).
Pada pagi harinya, mereka bergerak dan mendengar ada tembakan dari musuh,
“Saya maju sekitar 5 sampai 6 langkah saya kena ranjau," tutur Benyamin.
Benyamin bercerita bahwa, saat itu dia tidak tau di lokasi itu ada ranjau karena tertutup daun.
"Saat itu kami ada satu regu tapi yang kena saya sendiri sekitar jam 6 pagi setelah kena ranjau saya dievakuasi," lanjut Benyamin.
Saat terkena ranjau dan kehilangan kakinya, Benyamin sempat berpasrah diri untuk kematian.
"Sampai-sampai saya rasanya sudah pasrah siap mati. Setelah dievakuasi saya langsung dibawah ke RS Dili dan langsung di operasi setelah itu di Rujuk ke RS Gatot Subroto dan menjalani operasi 5 kali dari tahun 1978 s/d 1979,” kisahnya.
Dirinya pun sempat dipindahkan ke Bintaro Jakarta Selatan untuk mengikuti kursus bagi yang cacat
“Saya mengambil kursus Elektronik selama 1 tahun," lanjut Benyamin.
Setelah pendidikan jelas Benyamin, dirinya dilantik dipulangkan ke masing-masing kesatuan.
“Saya dikembalikan ke Kodam IX/Udayana di Bataliyon 742 di Mataram, ” jelasnya.
Artikel Terkait
Nyali Adrianus Fridus Bongkar Aksi Ratu Kemiri Patut Diacungi Jempol, Ada Tameng untuk Sang Kontraktor?
Dilema Antara Kesaksian Adrianus Fridus dan Bantahan Meldy Hagur dalam Kasus 'Kemiri 50 Kilo'
Kisah Hidup Penjual Kayu Bakar yang Menginspirasi Banyak Orang