Floreseditorial.com - Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut. Menurutnya, pondasi perekonomian Indonesia masih kuat.
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,3 persen year on year (yoy). "Konsumsi, investasi, dan ekspor menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Ketum Golkar itu.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menilai angka tersebut sebagai angka yang realistis meski di tengah ketidakpastian dan ancaman krisis global.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Lipstik Terbaik dan Terbaru 2023, No 2 Harga Paling Murah!
Menurutnya, perbedaan ekonomi Indonesia dengan ekonomi negara lain adalah dukungan konsumsi domestik. "Menurut saya realistis. Karena memang kondisi Indonesia berbeda dengan kondisi global," terangnya.
Piter memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh pada rentang 4,8-5,3 persen. Oleh sebab itu, menurutnya angka 5,3 persen adalah angka optimistis, meski tetap realistis.
"Saya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 ada di kisaran 4,8-5,3 persen. Jadi kalau pemerintah memproyeksikan 5,3 persen itu adalah angka optimis tetapi masih realistis," tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama komponen PDB dari sisi pengeluaran. Konsumsi domestik berkontribusi 50,38 persen terhadap PDB Kuartal III 2022. Dari 2014 hingga 2018, rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB adalah 56,15 persen.
Baca Juga: Ini Dia 4 Rekomendasi Makeup Lokal Paling Terbaik Untuk Kamu yang Usia 50 Tahunan!
Pada 2019 hingga 2021, rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB adalah 56,2 persen. Rinciannya, pada 2019 adalah 56,63 persen, 2020 naik ke 57,65 persen, dan 2021 turun ke 54,42 persen.
Tantangan
Sementara itu, Ekonom INDEF Agus Herta Sumarto mengatakan tiga sektor yang disebut menopang pertumbuhan ekonomi yaitu ekspor, konsumsi dan investasi memiliki tantangannya masing–masing.
“Tantangan terbesar ada di sektor ekspor. Di tengah melemahnya kinerja perekonomian global, menggenjot ekspor sepertinya bukan perkara mudah. Kinerja perdagangan global belum benar-benar pulih sehingga pemerintah harus benar-benar bisa memilih sektor ekonomi serta komoditas yang bisa menggenjot ekspor Indonesia,” ujar Agus Herta ketika berbincang hari ini (30/1).
Kemudian konsumsi masyarakat, tantangannya ada pada bagaimana mempertahankan daya beli masyarakat. “Setelah beberapa waktu lalu dihantam badai PHK dan naiknya beberapa komoditas pangan. Struktur ekonomi kita masih sangat tergantung dari sisi konsumsi ini karena lebih dari 50% PDB kita disokong oleh konsumsi. Optimisme masyarakat harus terus dijaga sehingga mereka tidak mengerem konsumsinya akibat adanya scarring effect,” jelas Agus Herta yang juga Dosen Fakultas ekonomi dan Bisnis dari Universitas Mercu Buana.
Artikel Terkait
6 Merek Bedak Padat Terbaik Dengan Tekstur Lembut, Paling Cocok Untuk Usia 50 Tahunan!
6 Rekomendasi Bedak Padat Terbaik dan Tahan Lama, Paling Cocok Untuk Usia 50 Tahunan!
Simak, 4 Rekomendasi Parfum Lokal Dengan Aroma Paling Khas dan Wangi Tahan Lama!
5 Merek Bedak Padat Paling Ampuh Hilangkan Flek Hitam Pada Wajah, Cocok Untuk Usia 50-an!
3 Rekomendasi Krim Malam Paling Bagus Untuk Mencerahkan Kulit Wajah, Cocok Untuk Usia 50-an!
Simak, Ini 10 Rekomendasi Parfum Wanita Paling Terbaru Dengan Keharuman yang Tahan Lama!
5 Rekomendasi Bedak Pixy Paling Ampuh Noda Hitam di Wajah, Cocok Untuk Usia 50 Tahunan
4 Rekomendasi Bedak Padat Ini Cocok Untuk Atasi Kulit Kusam dan Kulit Kering, No 3 Harga Murah
Ini Dia 4 Rekomendasi Makeup Lokal Paling Terbaik Untuk Kamu yang Usia 50 Tahunan!
4 Rekomendasi Lipstik Terbaik dan Terbaru 2023, No 2 Harga Paling Murah!