Floreseditorial.com- Kisah Maria di Kaki Salib
Oleh :Yurgo Purab
Anakku tersayang,
Perih hati Bunda menyaksikan kisah tragis ini. Ingin kupilih air mata-Mu yang terbuang di tanah, dan kuhitung keringat-Mu yang bercucuran di badan jalan. Miris benar menyayat hati Bunda ketika melihat Engkau melewati lorong Via dolorosa itu.
Baca Juga: Apa Saja Sih, Ini 3 Fungsi Penting Bedak Untuk Wajah!
Nak, ibu siapa yang sudi membiarkan anaknya didera di hadapan matanya sendiri? Sanggupkah ibu yang melahirkan-Mu lalu memandang kekejian ini?
Anakku tersayang,
Air mata ibu bagaikan sebelanga sungai di Efrat, yang menguncur deras di padang tandus, padang yang penuh dengan derita dan air mata. Air mata seorang ibu yang membahasakan sejuta perasaannya, ketika menatap Engkau jatuh memeluk bumi dengan salib di pundak-Mu, di antara hempasan kerikil dan senyum sinis para algojo.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Baju Rajut Model Kelelawar Kekinian untuk Wanita, Unik loh!
Kejatuhan-Mu untuk ketiga kalinya tak membuat Engkau letih untuk menyelesaikan episode penyelamatan ini. Aku Ibumu dan saudara-saudaramu hanya menatapmu dari tengah-tengah lautan massa dengan bibir yang gemetar dan hati yang lemas seolah kami tak pernah memilikimu sama sekali dan tidak !
Anakku tersayang,