Oleh: Rm Beny Jaya
Sejak Maria terpilih, kehadiran Maria selalu membawa kehidupan. Tidak ada kematian yang menimpa bagi orang yang menerima kehadirannya.
Kita bisa temukan dalam Injil, tentang kehadiran Mariayang membawa kehidupan.
Kisah Maria mengunjungi Elisabeth adalah sebuah peristiwa kunjungan yang membawa kehidupan. Elisebeth bersama suami adalah pasutri yang sudah lama menantikan buah hati.
Kerinduan yang penuh pergulatan, karena pertama, Elisabeth dan suaminya adalah pasangan yang sudah tua. Kerinduan penuh kecemasan, apakah mungkin pasangan tua bisa mendapat anak dan melahirkannya dengan baik.
Kedua, suami dari Elisabeth adalah seorang imam. Coba dibayangkan bertahun-tahun Imam itu masuk ruang ibadat dan memohon kepada Tuhan, tapi belum kunjung datang juga. Seolah-olah doa tak dikabulkan.
Tetapi ketika Maria hadir dan memberi salam, terjadilah perubahan yang luar biasa pada keluarga Elisabeth. Ada sebuah kehidupan. “ketika Elisabeth mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di rahimnya dan Elisabeth penuh dengan Roh Kudus”. ( Lukas 1,41).
Dua tanda kehidupan dalam peristiwa ini, pertama anak dalam rahim melonjak kegirangan. Elisabeth pun menyatakan ulang hal ini pada ayat selanjutnya dengan mengatakan, “ sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai pada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan”.
Pada point ini, ketika telinga hati kita terbuka akan kehadiran Maria, maka yang terjadi adalah kehidupan. Kesulitan apapun yang kita alami, bila menghadirkan Maria, pasti ada solusi.
Artikel Terkait
Renungan Bulan Maria, 23 Mei 2022: Maria adalah Ibumu dan Ibuku
Renungan Bulan Maria, 24 Mei 2022: Misteri, Prajurit dan Cinta Dalam Penyerahan Kepada Yesus
Renungan Bulan Maria, 25 Mei 2022: Haus, Hati dan Perjanjian dalam Penyerahan Diri Kepada Maria
Renungan Bulan Maria, 26 Mei 2022: Maria Cinta Budaya
Renungan Bulan Maria, 27 Mei 2022: Maria Figur Teladan Bernegara